Keraton Solo

by - Februari 27, 2018


Source: Tribunnews.com
Keraton Solo adalah salah satu tempat wisata yang ada di Solo dan masih berfungsi sebagai tempat tinggal keluarga kerajaan. Keraton Solo adalah istana resmi yang didirikan oleh Sultan Pakubuwana II pada tahun 1744 sebagai pengganti keraton yang sudah hancur akibat Geger Pecinan 1973. 
Keraton Solo memiliki design yang sangat eksotis di zamannya. Designnya bertemakan Jawa-Eropa dan dominan warna putih biru. Arsitek istana ini salah satunya ialah Pangeran Mangkubumi atau Sultan Pakubuwana I. Ia juga yang mendesign Keraton Yogyakarta sehingga banyak kesamaan antara Keraton Solo dengan Keraton Yogyakarta.
Secara umum, keraton Solo dibagi menjadi beberapa bagian, yakni:

  • Kompleks alun-alun Lor yang meliputi Gladag, Pangurakan, Alun-Alun Lor, dan Masjid Agung Surakarta
  • Kompleks Sasana Sumewa dan Kompleks Siti Hinggil Lor/utara. Kompleks Sasana Sumewa adalah bangunan utama terdepan di Keraton. Bangunan ini dulu digunakan sebagai tempat untuk menghadap para pejabat dalam upacara resmi kerajaan. Kompleks Siti Hinggil Lor merupakan kompleks yang dibangun di atas tanah yang lebih tinggi dari sekitarnya.
  • Kompleks Kamandungan Lor merupakan gerbang yang menghubungkan Jalan Supit Urang dengan halaman dalam istana
  • Kompleks Sri Manganti yang meliputi Bangsal Smarakatha disebelah barat dan Bangsal Marcukundha di sebelah timur.
  • Kompleks Kedaton memiliki bangunan utama yaitu Sasana Sewaka, Bangsal Maligi, Dalem Ageng Prabasuyasa, Sasana Handrawina, dan Panggung Sangga Buwana. Kawasan ini merupakan tempat tinggal bagi keluarga kerajaan.
  • Kompleks Magangan yang terdapat bangunan bernama Bangsal Magangan dan merupakan tempat bagi calon pegawai kerajaan.
  • Kompleks Siti Hinggil Kidul/selatan yang digunakan sebagai tempat untuk memelihara pusaka kerbau albino keturunan Kyai Slamet.
Warisan Budaya yang ada di keraton Solo adalah sbb:
  1. Upacara Grebeg. Upacara ini diselenggarakan sebanyak 3x dalam satu tahun penanggalan Jawa. Pada upacara ini sultan memberikan sedekahnya sebagai ucapan syukur atas kemakmuran kerajaan.
  2. Sekaten. Upacara ini dilakukan selama 7 hari sebagai tanda lahirnya Nabi Muhammad.
  3. Malam Satu Sura. Dalam masyarakat Jawa, malam 1 Sura merupakan perayaan tahun baru menurut penanggalan Jawa.
  4. Pusaka dan tarian sakral.
Inilah sedikit pembahasan dari Keraton Solo. Selengkapnya kalian boleh melihat di halaman ini.

You May Also Like

0 komentar