Sejarah Kota Solo

by - Februari 27, 2018

Source: wordpress.com
Pada awalnya, Sunan Pakubuwana II memerintah Tumenggung Honggowongso dan Tumenggung Mangkuyudo dan komandan Belanda, J.A.B. Van Hohenndorff untuk mencari ibukota Mataram Islam. Kemudian, mereka menemukan suatu desa bernama desa Sala yang berada di tepi sungai Bengawan. Desa itu pun menjadi pusat pemerintahan Mataram Islam. Nama desa itu punb berubah menjadi Surakarta Hadiningrat. Lalu pemerintahan ini pecah menjadi 2, pemerintahan di Surakarta dan Yogyakarta. Kemudian, pemerintahan di Surakarta pecah lagi menjadi Kasunanan dan Mangkunegaran.

Singkat cerita, pada tahun 1742, terjadi perang antara orang-orang Tionghoa dengan Pakubuwana II yang mengakibatkan Keraton Kartasura hancur. Pakubuwana II tidak serta merta menyerahkan keratonnya yang sudah hancur. Ia meminta bantuan pada VOC untuk merebut kembali keratonnya. Akhirnya berkat campur tangan VOC, Keraton Kartasura kembali ke tangan Pakubuwana II. Ia pun lantas membangun keraton yang baru di Surakarta yang berjarak 20 KM sebelah timur dari Kartasura.  Hal ini menjadi tanda pertama didirikannya Kota Surakarta.

Kota Surakarta memiliki nama lain yaitu Solo karena di daerah ini banyak ditumbuhi oleh banyak tumbuhan Sala (sejenis tumbuhan pinus). Sala berasal dari bahasa Jawa asli dengan pengucapan dalam bahasa Jawa yaitu 'solo'. Hingga sekarang, orang-orang mengenal kota Surakarta sebagai Solo atau Surakarta.



Supaya lebih mengerti, silahkan menonton video dibawah. Semoga membantu!

You May Also Like

0 komentar